Rusdi Kirana, Tokoh Revolusi Penerbangan Murah Indonesia
Rusdi Kirana, Tokoh Revolusi Penerbangan Murah Indonesia
Rusdi Kirana, Tokoh Revolusi Penerbangan Murah Indonesia
Jumat, 22 Maret 2013 10:13
Presiden Direktur Lion Air ini adalah pelopor penerapan konsep penerbangan berbiaya murah (low cost carrier) di Indonesia. Gebrakannya meruntuhkan stereotip sebelumnya bahwa hanya orang kaya yang bisa naik pesawat. Hadirnya Lion Air dengan jargon “We Make People Fly”, membuat siapa saja kini bisa naik pesawat dengan harga tiket murah.
Pantas saja dia diberi sejumlah gelar oleh khalayak, antara lain “Kapten Industri Penerbangan Indonesia” dan “Tokoh Revolusi Penerbangan Murah Indonesia”. Rusdi Kirana, pria kelahiran 17 Agustus 1963, dinobatkan pula sebagai salah seorang yang berpengaruh dalam industri penerbangan di Indonesia. Sebab, langkah Rusdi masuk ke segmen penerbangan murah atau “low cost carrier”, dinilai telah menginspirasi pengusaha bisnis lainnya untuk beramai-ramai masuk ke segmen serupa.
Dimulai tahun 1999
Rusdi memulai bisnis penerbangannya pada Oktober 1999. Dengan modal awal US$10 juta, Rusdi menggagas “revolusi” dalam dunia penerbangan dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier). Gebrakannya itu membuat repot sesama perusahaan penerbangan.
Dalam waktu singkat, Rusdi mampu membawa Lion Air melesat. Hanya dalam tempo enam tahun, Lion kini memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion bisa meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40% dari seluruh segmen pasar. Pada 2004 Lion Air menempati posisi kedua, setelah Garuda Indonesia, dalam hal jumlah penumpang yang diangkut.
Prestasi ini ternyata belum cukup bagi Rusdi. Ia masih terus mengembangkan sayap-sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Maka, ia pun terus mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari infrastruktur, rute penerbangan, hingga penambahan jumlah pesawatnya.
Untuk infrastruktur, Rusdi bekerja sama dengan pihak TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia menyewa hanggar di Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, guna dijadikan Lion Maintenance Facility (LMF). Ia juga membeli simulator pesawat bekas dari Skandinavia Air untuk melatih para pilotnya. Selain itu, Lion Air juga melakukan kerja sama dengan TNI AU untuk menjadi pengelola Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dengan demikian, kemungkinan besar base dari pesawat-pesawat Lion Air akan beralih ke Halim.
Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah mendarat di 36 kota besar di Indonesia. Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul. Mereka juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke Hong Kong dan Cina.
Guna merealisasikan rencananya itu, tidak tanggung-tanggung, tahun ini Rusdi membeli 60 pesawat Boeing 737 senilai US$3,9 miliar.
Kalau melihat semua rencana dan perkembangan Lion Air saat ini, tampaknya Rusdi hanya tinggal selangkah lagi untuk menjadi pemain utama dalam bisnis penerbangan di tanah Air. (bn/dari berbagai sumber)
* Rusdi Kirana, Sosok di Balik Sukses Lion Air (2012-09-12) * Taksi Motor, Bukan Sembarang Tukang Ojek (2012-06-04) * Sukses Anak Betawi di Benua Hitam (2012-04-11) * Dari Loper Koran Jadi Pengusaha Rental Mobil Mewah (2012-03-25) * Edi Kurniawan, Kembangkan Bisnis Tiket ke Biro Wisata (2012-03-25)