Heru Budi, Makin Bersinar Berkat Inovasi

Heru Budi, Makin Bersinar Berkat Inovasi

Heru Budi, Makin Bersinar Berkat Inovasi

Heru Budi, Makin Bersinar Berkat Inovasi

Senin, 01 April 2013 10:13

Pernikahan selalu ada. Bahkan, di saat krisis ekonomi sekali pun. Pernikahan tetap digelar. Hal itu menjadi dasar bagi manajemen Empat-K dalam menjalankan usaha percetakan undangan. Sejak berdiri pada 1994 ada banyak suka dan duka yang dialami. Dengan selalu menampilkan produk-produk terbaru yang berbeda, Empat-K mampu menjadi pilihan bagi masyarakat orang yang membutuhkan undangan.âYang menjadi ciri khas undangan kami karena bergaya tradisional dan ada kartun yang ditampilkan,â ujar Heru Budi Setiawan, pemimpin Empat-K, beberapa waktu lalu.

Selain itu, Empat-K juga selalu menghadirkan produk inovasi dalam desain undangan. Ini menjadi daya tarik masyarakat untuk memesan undangan. Khususnya undangan pernikahan. âYang terbaru, kami memiliki undangan yang terbuat dari beludru. Pertama di DIJ,â tegas Heru seperti dilansir Radarjogja.co.id.

Alumnus jurusan arsitektur UGM Jogjakarta ini menjelaskan, pihaknya memang harus selalu menemukan inovasi baru jika ingin bertahan. Terlebih makin maraknya kompetitor. Sejak mulai berdiri, Empat-K berkeinginan menjadi barometer percetakan undangan.Lelaki kelahiran 25 September 1956 ini mengisahkan, beberapa perusahaan percetakan undangan manten yang menjadi pesaing sudah kolaps. Empat-K bisa eksis karena terus melakukan inovasi. Herus menegaskan, perusahaannya punya ciri khas sendiri. Ini menjadikan konsep undangan yang ditawarkan tidak pasaran. Di antaranya, menggunakan konsep tradisional, wayang, maupun batik.

Selain itu, Empat-K punya ciri khas lain. Yakni, menghadirkan kartun. Biasanya kartun yang ditampilkan dalam undangan adalah pasangan pengantin dengan mengenakan pakaian tradisional Jawa. Kartun didesain dengan nuansa lucu sesuai kondisi. Misalnya, ketika terjadi banjir maka dibuat desain kartun yang menggambarkan sepasang pengantin yang kebanjiran. Contoh lainnya, saat kemarau maka dibuat kartun pasangan pengantin sedang mencari air. Meski sudah menjadi ciri khas Empat-K, kartun yang mengedepankan pasangan pengantin itu belum memiliki nama khusus. âWah malah belum kepikiran. Mungkin nanti bisa disayembarakan,â jawab Heru ditanya nama sepasang pengantun dalam format kartun tersebut.

Awal mula konsep kartun, jelas Heru, dilakukan akhir 1990-an. Saat itu persaingan dalam bisnis percetakan undangan sangat ketat. Banyak kompetitor yang mengusung tema wayang dan patung manten.âSaat itu kami berpikir yang unik, beda itu apa. Lalu muncul karakter kartun itu,â ujarnya.

Konsep tersebut hingga saat ini menjadi ciri khas Empat-K. ternyata, konsep itu disukai banyak orang.Selain desain undangan, inovasi lain yang ditonjolkan Empat-K adalah menggunakan cetak laser. Teknologi itu mulai diterapkan akhir tahun lalu ketika belum banyak percetakan undangan di Jogjakarta menggunakn cetak laser. Heru mengakui, hasil cetakan menggunakan laser lebih bagus dan presisi.

Selain itu, efeknya lebih mendetail.Menurut Heru, saat ini tren undangan pernikahan mulai kembali beralih ke model yang simpel dan sederhana. Padahal, sebelumnya banyak pelaku usaha percetakan undangan yang menggunakan tambahan foto. âSebenarnya sesuai keinginan calon pengantin. Kami tinggal eksekusi saja,â jelas bapak empat putra ini.

Selain undangan, Empak-K juga melayani jasa desain. âTapi biasanya konsumen datang sudah dengan desain. Kami tinggal merapikan saja,â lanjutnya.Heru mengisahkan, usaha percetakan yang dikelolanya didirikan mengingat usaha percetakan undangan tidak membutuhkan modal besar. âSaat itu saya masih kuliah,â terangnya. Heru mengaku awalnya hanya menggunakan Rugos. Waktu itu dia hanya melayani cetakan stiker atau nota. Setelah lulus kuliah pada 1992, dia sempat meninggalkan usaha percetakan.

Berbekal ijazah arsitektur dari UGM, dia sempat menjadi kontraktor pembangunan Hotel Ambarrukmo.Tetapi, ternyata suami dari Eny Sutanti ini lebih senang dengan pekerjaannya dahulu. Dia pun kembali ke bisnis percetakan. Pada 1994, dia mengajak sejumlah teman dan saudaranya untuk bertukar pendapat mengenai usaha percetakan undangan. Dia melibatkan dua rekannya yakni Isa dan Tedjo. Dia juga mengajak adiknya, Bobby. Mereka sepakat mendirikan Empat-K.

Dana yang terkumpul saat itu Rp 16 juta. Dana tersebut digunakan untuk membeli komputer, printer, dan menyewa kantor dengan ukuran kecil.Seiring bergulirnya waktu, banyak klien yang masuk. Kala itu mayoritas kliennya dari usaha travel. Ketika terjadi krisis ekonomi pada 1998, banyak usaha travel yang menjadi kliennya tutup. Heru berusaha mempertahankan usahanya. âSaat itu kami mulai beralih membuat undangan manten. Setiap tahun, meski ada krisis, tetap ada yang jadi manten to,â selorohnya.Saat ini usahanya terus berkembang. Dalam sebulan rata-rata ada 25 klien yang meminta didesainkan undangan pernikahan. Jumlah klien bertambah saat memasuki musim pernikahan.

Kini Empat-K memiliki 25 karyawan. Sebagian besar karyawan merupakan warga di sekitar kantor Jl Mangkuyudan 57 Jogjakarta. Harga setiap undangan mulai Rp 3.000 hinga Rp 125.000.Sejumlah tokoh pernah memesan undangan di Empat-K. Di antaranya, mantan Menteri Koperasi Adi Sasono dan mantan Bupati Bantul Idham Samawi. Ada pula seniman seperti Djoko Pekik dan Yati Pesek. (as)

* Kerajaan Bisnis Tommy Winata Makin Menggurita (2013-03-30) * Au Bintoro dan Kiprahnya Mendirikan Raksasa Furniture Olympic (2013-03-27) * Lulusan STM yang Sukses dengan Tas Exsport dan Eiger (2013-03-21) * Raup Laba dari Jilbab Paris Lukis (2013-03-07) * Markus Maturo, Si Pengejar Mimpi (2013-02-24)

Share