Louis Barnett: Dirikan Bisnis Coklat Skala Global dari Usia 12

Louis Barnett: Dirikan Bisnis Coklat Skala Global dari Usia 12

Louis Barnett: Dirikan Bisnis Coklat Skala Global dari Usia 12

Louis Barnett: Dirikan Bisnis Coklat Skala Global dari Usia 12

Saat Anda bertemu dengan Louis Barnett, mungkin Anda tidak akan percaya bahwa ia baru berumur 20 tahun. Padahal sebenarnya Barnett telah banyak mengecap asam garam dunia bisnis selama bertahun-tahun. Sulit membayangkannya harus bekerja keras dalam dunia startup yang penuh kompetisi. Namun, Barnett merupakan bukti yang menegaskan pada kita semua bahwa dalam dunia bisnis faktor usia bukan penghalang untuk berprestasi.

Di usia 12 tahun, ia sudah mendirikan bisnis coklatnya yang ia namai âChokolitâ. Kini bisnisnya sudah merambah ke berbagai negara. Sebanyak 22 negara sudah menjadi pasar Chokolit.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Barnett memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi salah satu dari entrepreneur terkemuka dalam 10 tahun mendatang. Selain Cameron, ia juga disanjung oleh satu media sebagai Justin Bieber-nya coklat.

Barnett mengatakan,âSaya tidak dibujuk siapapun saat memulai usaha saya sendiri di usia yang demikian belia. Saya merasa itu merupakan kewajiban. Saya meninggalkan bangku sekolah di usia 11 tahun karena kelainan dyslexia dan dysparaxia dan saya tahu saya tidak akan pernah berhasil dalam dunia akademis tradisional sehingga saya harus menyerah dan mempetimbangkan kembali semuanya.â

Coklat selalu menjadi bagian utama dalam kehidupan pemuda ini. Ia ingat bagaimana ia membuat kue coklat di saat perayaan ulang tahun sang bibi saat masih anak-anak. Dan akhirnya ia menjadi satu-satunya orang yang dituju saat anggota keluarga lainnya ingin memesan kue coklat yang lezat. Bahkan teman-teman dan restoran setempat ikut melirik kue buatan Barnett.

Setelah menerima sambutan yang begitu positif dari sekelilingnya, barnett mengetahui bahwa citarasa coklatnya cukup lumayan sehingga saat para rekannya masih bergelut dengan pekerjaan rumah dan sekolah, ia memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri dengan sebuah nama yang diilhami oleh perjuangannya sendiri untuk mengeja kata âcoklatâ.

Namun jika membuat keputusan untuk memulai bisnis baru itu mudah, meyakinkan orang lain untuk mau membeli kuenya bahkan lebih menantang. Ia masih ingat bagaimana susahnya harus membujuk penjual ritel besar untuk pertama kalinya di Bracknell, Inggris. Saat itu ia hanya berusia 13 tahun. Dengan ditemani kedua orang tuanya, orang tua Barnett menyalami seorang pria dan kemudian keduanya pergi keluar. Orang tersebut bertanya pada Barnett,âApakah mereka mengambil sesuatu yang ketinggalan di mobil?â Ia menjawab,âTidak, ini perusahaan saya.â Dan pria itu terhenyak kagum.

Namun, akhirnya Barnett memenangkan pitching bisnis pertamanya. Ia berhasil menjadi penyuplai termuda dari Waitrose. Beberapa bulan berikutnya ia menorehkan prestasi yang lebih baik lagi. Ia meraih skor sempurna dalam prestasinya ke Sainsbury.

Barnett pun diundang ke Pameran Makanan Internasional dan seorang gadis memintanya untuk presentasi di depan dewan direksi Sainsburyâs. Ia pun maju dengan hanya bersiap sekitar 5 menit.

âMereka meminta saya untuk meninggalkan ruangan, memanggil saya kembali dan mengatakan âBaiklah, kami memiliki 2 berita. Pertama: Anda baru menjadi pemasok termuda kami dan kedua: kami memberikan skor untuk setiap presentasi yang diterima Sainsburyâs dan Anda baru saja menerima skor tertinggi yang pernah ada.â Barnet masih ingat dengan saat itu dan tentu ia sangat bangga dengan apa yang ia capai. Ia mengaku hanya menunjukkan passion yang ia miliki terhadap produk coklatnya.

Setelah sukses mendapatkan pesanan dari Waitrose dan Sainsburyâs, ia pun membawa hobinya menjadi sebuah bisnis nasional dalam waktu hanya 6 pekan. Transisi ini berjalan lebih mulus dengan adanya pinjaman 5000 pounds dari kakek dan neneknya, ditambah jumlah yang sama dari pemerintah setempat dan sumbangan kecil dari program permodalan usaha Mustard. Namun prosesnya membutuhkan banyak pengorbanan.

âKami harus tetap terjaga di malam hari hingga pukul 7-8 pagi setiap hari selama berminggu-minggu dan kami harus pindahkan aktivitas ke garasi, memindahkan mobil ke luar, membuat kemasan yang layak untuk coklat kami dan memasukkan mesin coklat seberat 15 kilogram ke dalam. Ayah mulai mengambil peran aktif dalam usaha dan ibu berhenti bekerja untuk membantu saya. Akhirnya kami berhasil, tetapi harus banyak berkorban.â

Dengan kontrak yang sudah didapatkan dengan Waitrose, Sainsburyâs dan raksasa ritel Selfridges, Barnett pun membuka pabriknya sendiri di Bridgenorth, Shropshire, degan mesin-mesin coklat seberat 100 kg dan 10 orang staf setempat. Banyak entrepreneur muda yang merasa segan atau kikuk saat harus mengelola usaha yang mengharuskan mereka mengatur orang yang lebih tua namun Barnett menganggap usianya sebagai stau kelebihan. âKarena pegawai kami lebih banyak pengalamannya, segera setelah mereka masuk dalam perusahaan dan menyaksikan apa yang sudah kami capai, mereka sangat tertarik untuk bekerja.â

Setelah mengikuti pelatihan di Callebaut Academy antara usia 14 dna 16 tahun, Barnett masih menjalankan perannya di pabrik Bridgenorth dan mendesain semua produk Chokolit seorang diri. Strateginya dodorong oleh satu tujuan nyata: menghasilkan lebih banyak produk baru daripada orang lain yang sudah ada. Sejak peluncuran Chokolit, ia telah menciptakan tas-tas coklat, flute sampanye coklat, bahkan perabotan coklat. Ini menjadikan Barnett sebagai inovator terbesar dalam industri coklat.

Barnett tidak pernah segan untuk bereksperimen dengan bahan-bahan baru seperti jeruk, cabai dan merica dalam campuran coklat yang ia produksi, dan semua produknya dibuat dengan tangan. Meskipun semua kualitas ini belumlah unik sekali, apa yang sesungguhnya membuat Chokolit menonjol dari semua pesaing sejenis ialah aspek etika bisnisnya. Dari awal, Barnett membuat keputusan untuk menghindari minyak palem dan komitmennya terhadap lingkungan terus berlanjut sampai sekarang misalnya, Chokolit kini akan menandatangani kesepakatan dengan rekanan di Karibia. Semuanya akan ditenagai dengan perangkat tenaga sinar matahari.

Barnett menekankan itulah yang menjadi keunggulan bisnisnya. âSukar untuk menggandeng peritel besar bersama kami, dibutuhkan beberapa tahun untuk itu. Namun apa yang kami punya adalah produk dan latar belakang etika yang membantu kami mendapatkan peritel besar sebagai rekanan.

Ia tidak pernah berniat untuk mengekspor produk coklatnya namun kini ia terpaksa melakukannya setelah angka penjualan domestik turun selama beberapa periode. Akhirnya Chokolit berada di tepi jurang kebangkrutan. Sebagai solusi, Barnett mulai bekerja bersama dengan agen dan penyalur dalam sebuah upaya menjangkau pasar asing, di luar Inggris.

Kini Chokolit dikenal di pasar Eropa dan Amerika Selatan dan 14 negara bagian di AS. Barnett mengatakan perusahaannya hanya meraup 5% dari untung total di pasar Inggris. Karenaya ia lebih banyak menghabiskan waktu menjelajahi pasar luar seperti Meksiko. Di sana ia menjajaki peluang ekspor melalui peritel setempat.

Meski telah mencapai banyak hal dibandingkan orang seumurnya, semangat Barnett tak kunjung padam. Meski pernah tersandung persengketaan hukum dengan sebuah perusahaan venture capital 3 tahun lalu, ia bertekad kuat mendapatkan pendanaan eksternal untuk Chokolit. Sekarang ia masih berjuang mendapatkan dukungan angel investor. Ia membidik pasar Asia dan Amerika Latin untuk menggairahkan kinerja bisnisnya kembali. Menurutnya masih ada banyak potensi di pasar-pasar tadi bagi Chokolit.

Meski sudah terlibat dalam manajemen Chokolit, ia masih menjadi mentor bisnis di 32 bidang industri yang berbeda dan akan menjadi konsultan resmi untuk UK Trade and Investment. Meski coklat masih menjadi priritas hidupnya, ia memiliki 2 usaha lain dan akan meluncurkan perusahaan baru.

Dalam jangka panjang, Barnett mengatakan ia berpikir untuk melibatkan diri dalam dunia politik. Dengan makin tingginya perhatian pemerintah Inggris pada perdagangan internasional dan startup di sana, Barnett mungkin bisa mengajar Cameron dan koleganya. (*Akhlis)

* Delapan Wirausaha Sukses Termuda di Dunia (2013-04-23) * Ben Casnocha, Raih Entrepreneur of The Year di Usia 17 Tahun (2013-03-04) * Nick DâAloisio: Developer Aplikasi Remaja dari Inggris (2013-01-17) * Tufano, Remaja Belia yang Sukses Berbisnis Kontrakan (2012-10-19) * Paul Dunahoo, Bocah Belia yang Jadi Developer Apple (2013-01-12)

Share