Memaknai Akar Pohon Ilmu UIN Maliki Malang

Pohon yang besar, sehat, dan  kuat,  tentu memiliki akar yang kuat pula. Akar itu menghujam ke bumi. Akar inilah yang selalu berfungsi mencari  sari pati makanan yang dibutuhkan,  dan sekaligus sebagai penyangga kekuatan seluruh bagian pohon itu. Kekuatan pohon itu tergantung dari akarnya. Jika akar itu menghujam ke bumi dengan kuatnya, maka pohon itu bisa tegak. Pada saat apapun, misalnya sekalipun diterjang oleh angin kencang  serta  hujan lebat, jika akar ini kuat dan kokoh maka pohon itu tidak akan roboh.

  Akar yang kuat ini digunakan untuk menggambarkan, betapa pentingnya ilmu-ilmu alat yang harus dikuasai oleh pencari ilmu  di kampus ini. Yang dimaksud sebagai ilmu alat adalah Bahasa, yaitu Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan juga Bahasa Indonesia, filsafat atau logika, dasar-dasar ilmu alam dan ilmu social, dan filsafat pancasila. Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dipandang sangat penting dikuasai oleh seluruh mahasiswa.        UIN Maliki Malang menginginkan agar para lulusannya mencintai dan mampu memahami kitab suci al Qurán  secara mandiri. Oleh karena itu kemampuan berbahasa Arab sama sekali tidak boleh diabaikan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu mengusai buku teks dan juga bisa bergaul dengan orang-orang yang berbahasa internasional. Oleh karena itu Bahasa Inggris menjadi penting dikuasai oleh mereka. Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, keduanya diposisikan sebagai alat atau instrument yang harus dikuasai.   Betapa pentingnya kedua bahasa asing itu, maka dalam perumpamaan sebatang pohon besar, digambarkan sebagai akarnya. Pohon itu tidak akan goyah, jika akarnya kuat. Betapapun hebatnya hempasan angin dan hujan, pohon itu tetap tegak, jika akarnya kuat. Demikian pula, jika mahasiswa menguasai kedua bahasa asing itu, maka mereka akan mudah menguasai ilmu pengetahuan, baik yang terkait dengan kajian Islam yang berbahasa Arab, maupun  ilmu-ilmu lainnya yang berbahasa Inggris.      Untuk mengantarkan agar mahasiswa menguasai kedua bahasa asing tersebut, maka  UIN Maliki Malang mengembangkan program khusus pembelajaran Bahasa Arab dan Inggris. Pembelajaranh Bahasa Arab dilakukan secara intensif, dilakaksanakan pada tahun pertama selama setahun, pada setiap hari, dimulai  jam 14.00 hingga jam 20.00. Program itu dilaksanakan oleh unit khusus, yang disebut dengan Program Khusus Pembelajaran Bahasa Arab atau PKPBA dan Program Khusus Pembelajaran bahasa Inggris atau PKPBI.   Semestinya, universitas tidak perlu menyelenggarakan program seperti ini, andaikan para mahasiswa baru yang masuk perguruan tinggi ini telah menguasai kedua bahasa tersebut. Namun pada kenyataannya, justru mayoritas dari mereka belum siap. Atas dasar kenyataan itu, maka universitas menyediakan tenaga pengajar, tempat, manajemen, dan biaya yang cukup besar untuk menyelenggarakan program ini.   Pengetahuan tentang filsafat Pancasila, filsafat atau logika, ilmu-ilmu alam dasar dan juga ilmu-ilmu social dasar dipandang penting dimiliki oleh mahasiswa. Sebagai warga negara yang baik, mahasiswa UIN Maliki Malang harus mendalami filsafat bangsa dan negaranya. Demikian pula, mereka juga harus memiliki kekuatan nalar, logika atau filsafat, dasar-dasar ilmu alam dan social, kesemua itu sebagai bekal dalam mengkaji dan mengembangkan masing-masing disiplin ilmu di kampus ini.   Pengetahuan dasar tentang ilmu alam dan ilmu social, sangat penting sebagai bekal untuk mengkaji al Qurán. Al Qurán memerintahkan kepada  manusia agar mengkaji fenomena alam dan social. Perintah itu akan bisa dilaksanakan dengan baik, manakala dasar-dasar pengetahuan tentang alam dan social telah dimiliki oleh mahasiswa. Bisa dibayangkan, bagaimana perintah  memperhatikan binatang, tumbuh-tumbuhan, langit, bumi, gunung dan lain-lain dilakukan, jika mereka tidak memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar ilmu alam. Demikian pula, al Qurán menganjurkan untuk memahami masyarakat, baik dari aspek sejarah, sosiologis, psikologis dan budayanya, maka itu semua memerlukan dasar-dasar ilmu social.   Selanjutnya, hal penting lagi bahwa pohon itu  harus berada dan tumbuh di tanah yang subur. Kesuburan tanah sangat menentukan pertumbuhan dan kekuatan pohon itu. Pohon yang tumbuh di tanah yang tandus, maka tidak akan kuat dan tidak akan menghasilkan buah yang semestinya. Tanah di mana pohon itu tumbuh, digunakan untuk menggambarkan betapa pentingnya kultur atau budaya kampus. Pengembangan akademik memerlukan budaya akademik. Budaya akademik  harus ditumbuhkan.   Kampus yang tidak berhasil mengembangkan budaya akademik, akan cepat goyah. Sama dengan kehidupan  sebatang pohon. Jika tanaman itu tidak tumbuh di tanah yang subur dan cocok, maka pohon itu akan mudah roboh atau bahkan mati. Demikian pula, jika pengembangan akademik tidak didukung oleh budaya akademik, maka tidak akan menghasilkan karya-karya akademik yang bisa dibanggakan. Tanpa budaya akademik,  aktivitas kampus mungkin akan berjalan, tetapi hanya sebatas formalnya. Kegiatannya hanya sebatas penerimaan mahasiswa baru, proses belajar mengajar, ujian, wisuda, dan penerimaan ijazah. Dalam sebuah kehidupan, maka budaya akademik, dapat diumpamakan sebagai nyawa, jiwa, atau ruhnya.   Atas dasar perumpamaan itu, sarana dan prasarana kampus, seperti  gedung-gedung kuliah, laboratorium, perpustakaan, perkantoran dan berbagai kegiatannya, tanpa adanya budaya akademik, maka tidak banyak memiliki arti yang sebenarnya. Keberadaannya bagaikan raga tanpa jiwa, ruh, atau nyawa. Perguruan tinggi seperti ini tidak akan  berusia lama, dan suatu saat akan ditinggalkan oleh peminatnya. Budaya akademik, sedemikian  penting sehingga  harus  ditumbuh-kembangkan dan pelihara secara sabar, ikhlas, dan istiqomah.   Kehidupan spiritual bagi UIN Maliki Malang dianggap sangat penting. Kehidupan spiritual dipandang sebagai dasar atau fondasi bagi pengembangan akademik atau intelektual.  Adanya masjid dan ma’had di kampus, adalah merupakan pilar penting untuk pengembangan spiritual itu. Selain itu, berbagai macam kegiatan spiritual  di kampus dianggap sama pentingnya dengan pengembangan akademik.    Semua itu, dimaksudkan agar UIN Maliki Malang benar-benar menjadi wahana untuk mengembangkan manusia secara utuh atau comprehensive,  baik menyangkut  kehidupan spiritual, akhlak,  ilmu, dan  professional. Tujuan itu akan diraih, manakala pohon ilmu itu tumbuh dan berkembang dari akar yang kokoh dan berada di tanah yang subur. Akar digunakan untuk menggambarkan betapa pentingnya pengasaan ilmu yang bersifat instrumental —-Bahasa Arab, Bahasa Inggris, filsafat atau logika, ilmu alam dan ilmu social dan filsafat Pancasila. Sedangkan tanah subur di mana akar pohon itu menghujam masuk ke dalamnya, digunakan untuk menggambarkan betapa pentingnya budaya spiritual dan akademik, keduanya  selalu ditumbuh-kembangkan.   Rupanya selama ini banyak lembaga pendidikan  yang tidak mengalami kemajuan, oleh karena di antaranya, hanya dijalankan  secara formal,  dengan mengabaikan aspek-aspek budaya pendidikannya. Kehidupan lembaga pendidikan semacam itu, bagaikan sebatang pohon  tanpa ditunjang oleh akar yang kokoh serta tanah yang subur.  Wallahu a’lam.

Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo

Rektor  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Share