Saya tidak mau memperkirakan, berapa jumlah orang yang nonton, Â sekalipun hanya lewat TV, pertandingan final sepak bola di Malaysia. Jumlah itu jelas banyak sekali. Orang yang tidak pernah nonton pun, akan menyempatkan waktu melihatnya. Sebab pertandingan ini sangat menarik. Tidak saja karena kesebelasan Indonesia yang akan bertanding, tetapi juga ada suasana tersendiri yang menjadikan orang Indonesia tertarik menyaksikannya.
  Sedemikian menariknya, kemarin Metro TV mewawancarai beberapa supporter,  mereka mengaku datang dari Malang,  yang sudah datang di lokasi pertandingan.   Sekedar ingin tahu pertandingan final itu, sebenarnya bisa  melihat melalui TV.,  tetapi cara itu belum dirasa cukup. Mereka datang ke tempat pertandingan dengan biaya yang tidak murah. Padahal juga belum tentu dapat tiket masuk, karena jumlahnya terbatas.  Kenyataan itu menggambarkan, setidaknya dua hal. Pertama, mereka ingin melihat sekebelasan bangsanya bermain dan menang. Kedua, kemenangan itu menjadi lebih indah oleh karena diperoleh dari bangsa yang sudah sekian lama dianggap telah mengalahkan, terutama dalam bentuk pertandingan lainnya, misalnya dalam memajukan ekonomi. Sehingga akibatnya, banyak tenaga kerja Indonesia harus pergi ke Malaysia.  Umpama pertandingan itu benar-benar dimenangkan kesebelasan Indonesia, —–dan kiranya begitu kejadiannya, maka akan memiliki nilai yang sangat besar, melebihi besarnya permainan sepak bola itu sendiri. Melalui kemenangan itu akan terbukti, bahwa bangsa Indonesia terbukti benar-benar memiliki keunggulan dibanding lainnya. Permainan sepak bola bukan sederhana. Lewat permainan itu terakumulasi kemampuan dalam berbagai hal, mulai kekuatan fisik, kecerdasan, kemampuan mengatur strategi permainan, seni, manajemen, dan lain-lain.  Oleh karena itu kemenangan dalam jenis olah raga ini tidak bisa diartikan sederhana, yakni misalnya hanya memiliki kelebihan dalam aspek fisik, yaitu memiliki pemain yang berlari kencang, kekuatan menendang bola,  dan sejenisnya. Kekuatan itu dalam berbagai hal, terakumulasi sedemikian banyak, termasuk dukungan supporter yang sedemikian besar, hingga  menggambarkan demikian besar dan mendalam kecintaan mereka terhadap tanah airnya.  Selain itu, kemenangan juga akan membuktikan bahwa bangsa ini sebenarnya memiliki kelebihan dan bahkan keunggulan, jika mereka  dididik dan dilatih dengan baik dan benar. Bangsa ini sebenarnya juga bisa diubah, menjadi tidak lagi hanya sebagai TKW, tetapi juga berprestasi dalam hal lainnya hingga lebih unggul dan menguntungkan. Hanya persoalannya, bagaimana para pengambil kebijakan semakin lebih cerdas, hingga pendidikan tidak saja berorientasi pada ijazah atau lulus ujian, tetapi betul-betul berhasil memenangkan dalam segala pertandingan hidup yang dihadapi.            Para pelatih dan pengurus sepak bola sudah membuktikan atas keunggulan bangsa ini. Setidak-tidaknya kesebelasan Indonesia pada saat ini telah lolos dari pertandingan semi final. Para pelatih tampak sekali, tidak saja puas tatkala para anak didiknya memahami seluk beluk sepak bola, hingga ketika mereka ditanya apa saja tentang permainan itu bisa menjawab, apalagi pertanyaan itu hanya berupa pilihan ganda.  Para pelatih sepak bola telah mendidik dan mengajari anak didiknya hingga benar-benar mahir, siap bertanding dengan siapapun, dan akhirnya  mereka menjadi juara.  Mudah-mudahan, pertandingan sepak bola kali ini berhasil memberikan inspirasi kepada semua orang yang terlibat dalam pendidikan di negeri ini, hingga akhirnya  tumbuh semangat mencari jalan keluar atau bersedia mengubah mindsetnya dalam penyelenggeraan pendidikan. Pendidikan disadari bukan saja cukup menjadikan anak didiknya lulus, mendapatkan ijazah, atau gelar, lebih dari itu  benar-benar berhasil menjadi orang yang selalu memenangkan dalam segala pertandingan dalam kehidupan ini,  dengan berbekalkan kecerdasan, keimanan, akhlak,  dan amal shalehnya.  Wallahu a’lam.  Â
Penulis : Prof DR. H. Imam Suprayogo
Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang